Follow Us @agnes_bemoe

Thursday 20 April 2017

DI KUANSING, MAKAN APA?

Secara umum, makanan yang banyak di Kuansing adalah masakan Padang dan Melayu. Keduanya mirip -kaya rempah, bersantan, dan pedas- tetapi tidak persis sama. Ada hidangan-hidangan tertentu yang menjadi 'signature dish' yang membuat kita tahu itu masakan Padang atau Melayu (mirip-mirip perbedaan RM Padang dengan RM Kapau atau Lintau; orang luar menyamakan sebagai "Nasi Padang" padahal dari beberapa hidangan khasnya kita tahu itu a la Padang, Kapau, atau, Lintau).

RM Salero Kampuang, Taluk Kuantan

Saya beruntung mencicipi hidangan khas Melayu Kuansing yaitu di RM Salero Kampuang, dengan hidangan khasnya Gulai Cipuik (Gulai Siput). Siput yang digunakan di sini adalah siput sawah. Bentuknya bulat kecil berwarna hitam. Konon, siput sawah ini adanya musiman (belum dibudidayakan) sehingga Gulai Cipuik juga menjadi hidangan musiman.

Rasanya seperti gulai-gulai pada umumnya; gurih, pedas, dengan rasa asam selayang dari terong asam yang ikut dicampurkan ke gulai. Terong asam ini juga sayuran khas Kuansing. Awalnya saya menduga ini terong biasa yang bisa kita jumpai di pasar. Ternyata tidak sama. Terong asam ini bentuknya mirip tomat hijau dengan rasa yang masam.

The Signature Dish: Gulai Cipuik


Yang nikmat dari Gulai Cipuik sebenarnya cara menyantapnya. Siput dimakan dengan cara disedot supaya dagingnya keluar dari cangkang. Nah, fase ini yang menantang. Kadang-kadang daging siput mudah diisap namun lebih sering ia bertahan di dalam cangkang.

Rasa daging siput itu sendiri tidak terlalu kentara (mungkin juga karena pengaruh kuah gulai), agak earthy menurut saya yang bila dipadukan dengan kuah gulai dan terong asam menjadi perpaduan yang enak. Party in your mouth deh!

Btw, untuk di RM Salero Kampuang sendiri, bila anda sedang tidak ingin masakan berkuah santan, cobalah ayam goreng kampungnya. Ini saya berani rekomendasikan karena enak banget!



Ayam kampung sendiri pada dasarnya sudah enak; dagingnya gurih dan tidak eneg. Bumbu ayam goreng ini minimalis sekali (saya duga sih garam dengan bawang putih saja). Namun, bumbu itu meresap cukup dalam dan merata membuat ayam terasa nikmat. Cukup dengan Lado Tanak (sambal cabe hijau), anda bisa nambah berulang-ulang!

Bila anda sedang ingin jajan, tempat berikut ini bisa anda pertimbangkan: Dapoer Saloni di Jl. A. Yani, Taluk Kuantan. Saya menemukannya secara tidak sengaja. Sehabis mengisi bensin, saya tertarik dengan dekorasi Dapoer Saloni yang unik. Lebih tertarik lagi saya melihat ternyata hidangannya adalah berbagai variasi es durian! Wah, sebagai penggila durian, saya tidak boleh melewatkan ini! Kebetulan saat itu panas terik di Taluk Kuantan. Tidak ada yang lebih cocok selain semangkuk es!
Es Campur Durian

Dan, es duriannya memang enak. Manisnya seimbang dengan durian yang nonjok lezatnya. Harganya juga tidak mahal, RP. 15.000,- untuk semangkok es campur durian.

Selain berbagai variasi es durian, disediakan juga berbagai makanan berbahan dasar durian. Sayangnya waktu itu saya sudah kenyang. Namun, buat para petualang kuliner, sepertinya harus coba yang ini deh!
Dapoer Saloni, Taluk Kuantan


Saya tidak sempat mencoba tapi saya lihat Pecel Lele cukup banyak di Taluk Kuantan. Ini bisa jadi alternatif tempat makan yang lumayan menyegarkan. Yang saya belum ketemu (mungkin juga karena saya tidak benar-benar mencari) adalah sate ayam/kambing yang a la Madura dan Chinese Food.

Namun demikian, jangan kawatir selera kuliner kita tidak terpuaskan. Asal tidak super picky atau ekstrim advonturir, kita bisa menikmati lezatnya kuliner Kuansing.

***

Rantau Kuantan, 18 April 2017
@agnes_bemoe

No comments:

Post a Comment