Follow Us @agnes_bemoe

Thursday 8 November 2012

Nangkring Bersama Bobo, Coreng, Upik, dll... WOW!

November 08, 2012 0 Comments


Setelah Si Kuncung, Bobo adalah teman masa kecilku.

Bobo, Coreng, Upik, Emak, Bapak, Bibi Titi Teliti, Bibi Tutup Pintu, Paman Gembul. Lalu, Paman Kikuk, Husin, dan Asta. Lalu Ratu, Nirmala, Okky. Lalu Bona dan Rongrong. Semua itu karakter yang lekat banget dalam ingatanku.

Waktu aku memutuskan untuk jadi penulis dan menulis cerita anak, Majalah Bobo tentu saja jadi target utamaku.

Ternyata, impianku terkabul! (Bahasanya klise buanget yah...:p). Bobo No. 31 yang terbit minggu ini, 8 November 2012 memuat cerita anak karyaku. Judulnya "Pedro Punya Teman".



WOOOOWWW!!!

It is really something!

Segenap memori masa kecil tiba-tiba menyeruak waktu majalah itu sampai di tangan.

Well, mudah-mudahan ini masih akan terus berlanjut. Persahabatanku dengan Bobo masih akan terus dengan tulisan-tulisanku mejeng di sana. Amiiiiiiiiiin! :)

***

Pekanbaru, 9 November 2012
Agnes Bemoe

Friday 2 November 2012

Tulisan Gokilku :D

November 02, 2012 0 Comments
Ternyata eh ternyata, aku juga bisa gokil yah :D

Tulisan gokilku terpilih di audisi menulis Kisah Gokil di Sekolah, Gradien Mediatama.

Pengumumannya ada di -----> link ini



Weh, aku seneng banget! Aku harus berterima kasih sama salah seorang penulis gokil yang namanya Dian Kristiani nih (penulis BOG dan LOL, Gradien Mediatama). Dian yang nyemangatin, ngasi ide, dan nguprek-nguprek tulisanku.

Aku yang merasa super garing dan boring jadi tergugah juga buat ikutan. Hasilnya, masuk ke 20 cerita yang dibukukan (dari seratusan? Lupa!) Buanggaaaa... Jadi inget Blanche Deveraux: "Damn, I'm good!" wkwkwkw!!

***
Salam Gokil,
Pekanbaru, 3 November 2012
Agnes Bemoe

Mudah-mudahan Bersedia Merendahkan Diri

November 02, 2012 0 Comments

Kemarin ndenger kabar dari teman, pengurus di yayasan itu sudah dipilih. Syukurlah.

(Sebenernya ini bukan urusanku sih, tapi, ngeliat masih buanyak temenku yang sangat menderita, tertekan, karena manajemen pengurus lama, aku jadi ikut-ikutan concern.)

Prestasi pengurus lama sebenernya nggak jelek-jelek amat. Kalo dibuat rata-rata maka bisa dapat ponten 7 :D --deuh, yang mantan guru!

Yang jadi masalah adalah angka rata-rata itu didapat dari nilai-nilai yang ekstrim banget deviasinya :p

Pengurus lama (atau tepatnya Manusia Setengah Dewa aja ya alias MSD) ini sudah memerintah sekitar 15 tahun. Yang sepuluh tahun pertama bisa dibilang nilainya 8 ato sembilan gitu. MSD yang memperkenalkan pembangunan karakter karyawan, setelah sebelumnya lebih banyak pembangunan fisik. Banyak pelatihan dan seminar, membuat guru naik ke kelas yang lebih intelektual.

MSD membawa pola pikir baru, membawa paradigma baru: dari hanya bekerja, bekerja, bekerja ke berpikir, bekerja (atau, secara spiritual: aksi - refleksi - aksi). Dari point ini MSD sungguh layak mendapat kredit.

Sedihnya, semuanya berubah 180 derajat setelah ada kejadian demonstrasi guru.

Enggak tau kesambet dimana, sejak usainya demonstrasi guru, MSD berubah jadi korup banget (korup dalam makna sebenarnya ya, bukan masalah uang aja). Seolah-olah merasa nggak ada lagi yang bisa melawannya karena demonstran udah 'kalah' ( mereka selalu menggembar-gemborkan bahwa mereka bisa mengalahkan aksi demonstran, biyuuuh... padahal sebenarnya mereka yang babak belur dibuat para demonstran itu. Aksi berhenti bukan karena dikalahkan tapi karena para demonstrannya satu per satu keluar dari yayasan :p)

Nah, seolah merasa nggak ada lagi yang menghalangi, keluarlah bentuk aslinya MSD. Egonya nggak lagi ditutup-tutupi! Semuanya harus menghamba padanya seorang! Yang menolak, pecat! Contoh hidupnya: aku :D

Sementara itu yang dikumpulkan sebagai orang dekatnya adalah orang-orang penjilat: di bawah nggak bisa kerja apa-apa, tapi penjilat ke atas. Nggak peduli guru/kepsek sebrengsek apa, yang penting di depan MSD mereka pinter menghamba.

Akibatnya, sekolah amburadul, guru-guru yang masih mau baik-baik bekerja malah tertekan sama yang suka njilat. Anak-anak juga jadi bingung ngeliat kelauan guru-gurunya :( Singkat cerita, nggak ada pendidikan, nggak ada spiritualitas. Yayasan dan sekolah-sekolah dibawa ke titik terendah dimana hanya yang menjilat yang selamat, yang dekat yang naik pangkat!

Nggak heran, kalo guru-guru yang masih normal ingin sekali adanya peubahan di kepengurusan. (Yang nggak normal yang malah sueneng dengan kepengurusan lama :p). Aku dengar, mereka malah menggalang Doa Novena bersama agar diberi kepengurusan baru yang lebih baik. Gusti, sampe segitunya mereka mengharapkan perubahan...

Nah, semoga pengurus baru ini bisa bekerja seperti yang diamantkan Injil hari ini: merendah, supaya ditinggikan. Bukan sebaliknya, meninggikan diri, tapi hasilnya malah karakter, sifat, perilaku yang rendah.

***

Pekanbaru, 3 November 2012
Agnes Bemoe